BUTON - Beberapa hari ini warganet dihebohkan dengan isi mesengger dari seorang mahasiswa jurusan DIII Kebidanan Stikes Pasapua Ambon.
Isi chat yang melukai perasaan suku Buton dengan makanan khasnya 'SANGKOLA' atau 'KASOAMI' menjadi tagline disetiap story Facebook, maupun whatsapp.
Warganet yang kebanyakan berdarah Buton mengecam atas tulisan yang dilontarkan akun FB bernama Azmi Farahdiba Lestaluhu tersebut.
Isi chatnya dalam mesengger tersebut diduga menghina suku Buton "krna yng bt lia di hurnala kebanyakan org Buton thu dong badaki, rmh badaki, zg ada marga, bru dong pung mkanan sangkola.. Jdi bt zg bisa tinggal hidup dng org Buton. Aplgi se tau bt anak kesehatan tho jdi musti bersih.. ????????"
Sontak dibeberapa group suku Buton kemudian menjadi bahan perbincangan, datang dari beberapa akun yang memperlihatkan hasil sangkola.
Baca juga:
Joko Widodo: Bangga Buatan Indonesia
|
"Hasil makan sangkola Ini deh Bukan hasil kuliah kesehatan Hobi kami adlah menjanga perdaiaman dan kesejahteraan Aib kamu adalah kekuatan kami Smoga tidak terulang lagi kepada orag lain Agar kita selalu damai, " tulis akun utamakan selamat.
Dari akun FB Nasrah "Ade azmi , Senggol beta do, , , ????????sangkolah pejuang rupiah, , ????????, "
Lanjut akun FB Harnia Nia "Permisi Sangkola, ikan parende maw lewat eaaa????????????Buton asli no campuran dri kecil mAkn sangkola sampai skrng woooe makanan yg enak biar pun dia keras kita celup dia di ikan parende waaaaaaw mantap apa.. muna hadiiiiiir, " tulisnya
Akun Fb La-D' Arsal "Mau Tes Kekuatan Sangkola Ini HasilNya.. The Power Of Sangkola, " tulisnya
Fb : Yuyang Shing "Buton Nhiii Bosku... Senggol dongkkk Asli Produk sangkola ???????? #ButonTercinta, "
Belajar dari Azmi farahdiba Lestaluhu, apa yang ia katakan mengenai suku Buton dan makanannya SANGKOLA atau KASOAMI itu adalah merupakan kesyukuran bagi kita asli suku Buton. Kita hidup dan besar dengan hasil makanan dari singkong itu.
Sangkola dari bahasa cia-cia (suku Buton) atau dalam bahasa Indonesia disebut kasuami, merupakan hasil olahan dari singkong yang diparut atau digiling dengan menggunakan mesin, cara olahnyapun kemudian diperas dan dikeringkan lalu dikukus.
Bentuk sangkola atau kasuami yang kerucut menggambarkan kesetiaan orang Buton dalam bidang dan hal apapun, selain itu menggambarkan mental keras yang tidak mudah dipatahkan dengan hal apapun.
Dari kandungannya, makanan ini terbuat dari tanaman ubi kayu yang mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : – Kalori 146 kal – Protein 1, 2 gram – Lemak 0, 3 gram – Hidrat arang 34, 7 gram – Kalsium 33 mg – Fosfor 40 mg – Zat besi 0, 7 mg Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : – Vitamin B1 0, 06 mg – Vitamin C 30 mg – dan 75 ?gian buah dapat dimakan.
Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : – Vitamin A 11000 SI – Vitamin C 275 mg – Vitamin B1 0, 12 mg – Kalsium 165 mg – Kalori 73 kal – Fosfor 54 mg – Protein 6, 8 gram – Lemak 1, 2 gram – Hidrat arang 13 gram – Zat besi 2 mg – dan 87 ?gian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.
Itulah beberapa kekayaan alami untuk kesehatan bagi tubuh manusia.
Kasoami memiliki aroma dan rasa yang sangat aduhai enaknya. rasanya seperti roti tawar, gurih , renyah, dan enak sekali bila dimakan di waktu masih panas-panas. Apalagi makannya sambil dicampur dengan ikan bakar, sungguh mengenyangkan perut yang sebelumnya lapar.
Bahkan seorang Menteri BKPM, Bahlil Lahadalia pun beberapa waktu lalu memakai setelan kantoran dengan jas, viral saat menikmati makanan khas Buton ini dimeja makan.
Dalam videonya yang diunggah nampak Menteri itu sedang asyik menikmati hidangan dari singkong tersebut.
Kembali kepada Sangkola dan Azmii Faradiba Lestaluhu.
Kita semua tidak menginginkan perpecahan antara suku kembali pecah dibeberapa daerah, Buton, Ambon, Maluku dan lainnya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jari-jari yang harusnya menjadi bagian menebarkan sebuah kebaikan, perlu dijaga agar tidak mencederai hati setiap masyarakat di Bangsa ini. Juga bermedia sosial yang bijak itulah yang seharusnya kita mampu lakukan.
Harianto BUTON, Rabu (23/02/2022).